Senin, 31 Oktober 2016

Jendela

Dingin malam ini sungguh tak biasa
Belaian nya begitu menggigilkan tubuh yang masih rapuh ini
Mengguncah batin hingga satu titik jenuh terhimpit dalam relung hati
Dingin ini begitu kejam
Tak berperasaan bagai ujung pisau tajam menyayat luka
Perih tak terkendali

Dingin malam ini tak sehati lagi
Lekatnya dinding pori kulit begitu terasa tak berperi
Melalui jendela kau datang hampiri
Melalui dingin malam kau sayatkan luka itu lagi
Sadis dan tak berperasaan

Dingin malam ini tak inginkanku lagi
Menjadi jembatan perisai antara rasaku dan rasamu
Kau disana
Dan ku disini
Dingin tak mau lagi
Mengirimkan pesanku padamu
Dingin tak mau lagi
Sampaikan rasa relung hatiku
Bahwa diantara dinginnya malam ini
Aku merindumu
Diantara kayu jendela tua rumahku
Ku menatap langit
Menerawangkan tatapan dan lamunanku hingga nan jauh kesana
Ke tempatmu berada
Karena kini
Dingin malam tak mampu menyapaku
Tuk selipkan sebait nada rindu yang telah beku
Hingga terjerat hati ini dalam kedinginan dan kesunyian

Dingin malam ini tak lagi istimewa
Karena keacuhanmu padaku tanpa alasan
Kau biarkan aku bersama dingin malam yang jua menolakku
Kau biarkan aku sendiri tanpa kata

Kini,...
Lamunanku melayang
Bersama dingin malam yang tak biasa
Mungkin ia terbang ke arahmu yang jua tak kau sadari
Diantara butiran angin malam ini, aku titipkan pesan tersembunyi
"Aku merindumu hingga kini..detik ini"
"Aku menyayangimu hingga kini..dan detik ini"
Maka terimalah salam ku ini meski kau menggigil dalam dinginnya malam
Semoga jua kau rasakan disana
"Aku masih menunggu satu kesempatan untuk memulai lagi."
Semoga jua kau inginkan seperti harapku

Dan dijendela ini
Bingkai malam ditengah dinginnya angin
Ku lukiskan wajahmu dan wajahku
Dalam senyum dan kebesamaan
Semoga tak hanya sebagai hayalan
Semoga terwujud sesuai asa
Dan semua rencana kan jadi nyata
Amien


#harapkuharapmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar