Selasa, 30 Agustus 2016

From Deep in My Heart

Sungguh. Aku mengakui itu. Diantara malam-malam yang terlewati aku titipkan sebait rasa untukmu disana. "Aku merindumu kini". engkau percaya atau tidak. that's your problem. Dan diantara malam-malam itu juga aku titipkan luapan kecewa, kesal, sedikit amarah yang aku bumbui dengan sedikit airmata. Rasanya gado-gado. Meluap-luap namun masih terkendalikan. Aku manusia biasa. Engkau harus tau itu. Biarkan aku belajar merelakan. Merelakan sesuatu yang menurutmu harus dengan "ikhlas". Tak mudah melakukan "ikhlas". Ikhlas itu berarti melupakan. Itu menurutku. Realnya. aku belum mampu melupakanmu. Kau tahu mengapa? Because masih tersisa setitik rasa. Rasa yang pernah ada diantara dua hati. Rasa yang pernah dibuat dalam langkah-langkah kecil nan nyata aku rasakan. Dan ku yakini kaupun jua rasakan itu.

Sejujurnya. Aku pun mengakui itu. Aku jua ingin melupakanmu. Namun malam seolah menolakku untuk melakukan itu. Dilema yang berkepanjangan. Ku ingin semua berakhir. Dengan hati yang lapang. Menerima keadaan apa adanya. Bersama atau tidak. Ku ingin lalui hidup dengan senyuman.

Malam... Sampaikan salamku padanya. Bahwa aku merindunya. Pun jua aku ingin melupakannya. Benar-benar berada diantara dua tebing dengan jurang yang terjal dibawahnya.

Malam..perlu kau tahu bahwa Aku tak mau menyerah. never give up