Wacana tentang rencana pemindahan ibukota Jakarta sehubungan dengan masalah ibukota hingga saat ini belum ada realisasinya. Masalah-masalah yang terkait dengan Jakarta belum juga ada solusi yang tepat. Ide-ide dan berbagai alternatif solusi yang sempat terlontar dari pemerintah masih berupa teori saja. Kemacetan, kepadatan penduduk, banjir, tindak kriminal, dan berbagai permasalahan lain semakin kompleks di Jakarta. Pola hidup, lifestyle, semakin tak karuan di ibukota. Namun Jakarta, seperti kita tahu selalu menjadi tujuan dan impian setiap orang yang ingin merantau meraih kesuksesan.
Jakarta
memang menjanjikan. Hingga satu sisi pertimbangan tidak terbersit dari
pemikiran para penghuni ibukota ini. Bahwa Jakarta bukanlah tempat yang layak
untuk dihuni bagi manusia yang ingin hidup normal. Hidup normal tanpa macet,
banjir, dan hiruk pikuk dunia malam. Kualitas hidup yang dijalani di ibukota
Jakarta bukanlah kualitas hidup yang sesungguhnya. Permasalahan yang begitu
komplek berkaitan dengan ibukota Jakarta ini perlu mendapat perhatian yang sangat
khusus. Solusi-solusi yang selama ini telah dilakukan dan belum membuahkan
hasil harus lebih difokuskan lagi. Pemerintah, dalam hal ini presiden dan
gubernur DKI harus bersama-sama membentuk satu tim pelaksana khusus
penanggulangan masalah di ibukota. Berkaitan dengan pembentukan tim pelaksana
khusus ini, sebaiknya dibentuk lebih spesifik sesuai dengan permasalahan yang
ada. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Masalah
kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk menjadi masalah utama
ibukota. Oleh karenanya, tim khusus harus dibentuk untuk menangani hanya khusus
pada masalah kepadatan penduduk Jakarta saja. Dengan tugas dan tanggung jawab
mencari solusi dan mengimplementasikannya secara maksimal dan konsisten. Tim ini
dapat melakukan pembinaan bagi warga pendatang. Pembinaan ini bertujuan untuk
mengingatkan mereka untuk pulang kampung. Atau juga pemberian solusi alternatif
untuk merantau didaerah lain diluar Jakarta. Tentunya, warga pendatang ini
tidak langsung dilepas atau diusir begitu saja dari kota Jakarta. Bekal berupa
keterampilan, atau pemberian dana sebagai modal dan untuk menggantikan biaya
yang telah mereka keluarkan untuk membangun rumah di Jakarta. Tentu, hal ini
tidak akan menimbulkan spekulasi negatif dari warga pendatang karena kepulangan
mereka ke kampung halaman tidak cuma-cuma.
2.
Masalah
kemacetan
Masalah kemacetan timbul juga akibat
dari semakin padatnya penduduk Jakarta dari tahun ke tahun. Untuk permasalahan
ini, presiden juga bisa membentuk tim khusus menangani kemacetan. Yang perlu
dilakukan oleh tim ini juga hanya difokuskan pada permasalahan kemacetan.
Misalnya saja, pelarangan penggunaan mobil pribadi pada jam kerja. Semua
karyawan baik pemerintah maupun swasta yang melakukan rutinitas kerja harus
menggunakan kendaraan umum. Dan tim ini wajib memberlakukan denda atau sanksi yang
berat pada pelanggar. Alternatif lain adalah penyediaan kendaraan jemputan
gedung. Sama hal nya dengan mobil jemputan untuk karyawan atau buruh pabrik.
Begitu juga dengan instansi pemerintah. Penyediaan kendaraan khusus pegawai
negeri atau pemerintah akan mengurangi kepadatan kendaraan pribadi pada jam
kerja. Solusi ini perlu diawasi dengan ketat oleh tim yang telah dibentuk. Dan
temuan-temuan pelanggaran penggunaan kendaraan ini juga harus mendapatkan sanksi dan denda yang sesuai.
Masalah lain yang berkaitan dengan
penyebab kemacetan adalah parkir sembarangan. Kasus parkir sembarangan memang
sudah menjadi rahasia umum. Namun, kasus ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Penerapan sanksi atau denda harus tetap diberlakukan. Untuk mewujudkan solusi
ini, tim pelaksana penanggulangan kemacetan harus trus memantau setiap saat.
3.
Masalah
Banjir
Banjir di ibukota sudah menjadi
langganan tiap tahun. Selama itu pula tak ada cara yang tepat mencegah banjir.
Dalam hal ini, tim khusus penanggulangan banjir dibentuk untuk mencari solusi
pencegahan banjir. Hal ini dapat dilakukan dengan memonitor warga agar tidak
membuang sampah di sungai. Berkaitan dengan banjir pula, kondisi Jakarta yang
sudah padat dengan rumah penduduk perlu dibenahi lagi. Solusi pemulangan warga
pendatang memberi ruang bagi pemerintah untuk mengubah rumah kosong yang
ditinggalkan oleh warga menjadi lahan hijau. Dengan demikian, air hujan dapat
diserap oleh tanah.
4.
Masalah
Sampah
Berkaitan dengan sampah, solusi terbaik memang
tak pernah akan kita temui jika sampah hanya dibuang meski ditempat yang benar.
Karena sampah akan terus bertambah dari hari ke hari. Namun, dengan pembentukan
tim khusus menangani sampah dapat menjadi alternatif yang dapat diterapkan di
ibukota. Tim ini memiliki tugas untuk memisahkan sampah tiap-tiap warga yang
dapat didaur ulang dan tidak. Sampah daur ulang harus distribusikan pada
beberapa ibu-ibu kreatif yang memiliki keterampilan mendaur ulang sampah. Sedangkan
sampah yang lain, jika dimungkinkan dapat dibuat pupuk kompos. Tim bentukan
inilah yang akan menjembatani pendistribusian sampah daur ulang dan juga
bagaimana pengolahan sampah menjadi barang yang berguna. Hingga sampah akan
memiliki nilai yang berharga.
Tim
khusus penanganan masalah-masalah di ibukota ini harus berdiri secara
independen dibawah pengawasan gubernur DKI Jakarta. Tim ini dapat dibentuk
dengan merekrut karyawan setiap tahun sesuai dengan kebutuhan. Harapan dari
pembentukan tim khusus penanganan masalah Jakarta ini adalah mengembalikan
ibukota sebagai tempat yang layak huni, bebas macet dan bebas banjir. Sehingga
kualitas hidup yang diinginkan oleh sebuah keluarga dapat dimilki secara utuh.
Dari semua solusi permasalahan yang ditemui di Jakarta ini dapat berhasil jika
ada kerja sama dan dukungan dari semua penghuni kota metropolis ini.
Kemungkinan ketidakberhasilan solusi tersebut bisa saja terjadi. Namun yang
pasti, selama kita sadar bahwa tidak hanya Jakarta yang mampu mengubah nasib
kita, lebih baik secepatnya tinggalkan Jakarta.
Bagaimana pendapat anda tentang Jakarta?yuk share di linknya...