Rabu, 13 April 2016

Cinta Produk Dalam Negeri Sebagai Wujud Cinta Negeri


Kita hidup di negara yang sesungguhnya kaya akan sumber daya alam dan sumber saya manusia. Banyak produk yang telah dihasilkan dan dibuat oleh bangsa ini baik berupa barang atau makanan yang bahan dasarnya juga bersumber dari alam sendiri. Produk yang dihasilkan tersebut menjadi produk lokal yang kita ketahui sudah banyak beredar dan diperjualbelikan di masyarakat luas bahkan sudah diekspor ke luar negeri. Dari sekian barang atau makanan yang dihasilkan, berbagai manfaat dan kegunaanya sudah dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
  
Kita bangga atas bangsa ini karena mampu membuat beberapa produk sendiri. Namun, perlu disadari pula bahwa perkembangan jaman akan selalu diiringi oleh perubahan. Menjadi bangsa yang bangga belumlah cukup untuk menghadapi perubahan demi perubahan, apalagi persaingan bebas saat ini. Kita harus berani mengambil sikap untuk menghadapi perubahan agar tidak ketinggalan jaman maupun tekhnologi. Perkembangan jaman dan tekhnologi secara tidak langsung akan mempengaruhi banyak hal dilingkungan masyarakat luas. Diantaranya adalah perilaku, gaya hidup, pola fikir, budaya, cara pandang dan lainnya. Perlu diwaspadai pula bahwa setiap perubahan tidak hanya akan berdampak positif, namun dampak negatif juga tidak akan terlepas dari perubahan tersebut.

Berkaitan dengan perkembangan tekhnologi, produk lokal/produk dalam negeri merasakan imbas dari adanya perubahan tersebut. Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Hal ini terbukti dari persaingan produk dipasaran antara produk dalam negeri dengan produk luar negeri. Produk luar negeri lebih diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mengapa hal ini terjadi? Banyak hal yang perlu di analisa dan dikaji lebih lanjut oleh kita semua. Ada banyak faktor penyebab ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap produk luar negeri. 

Mutu dan kualitas produk lokal sebenarnya tidak kalah dengan produk luar negeri. Namun tidak
sedikit dari masyarakat Indonesia berpendapat bahwa produk luar negeri lebih berkelas dan branded. Produk luar negeri diolah dan diproses menggunakan tekhnologi yang lebih canggih. Fasilitas untuk kepentingan kemajuan hasil produksi luar negeri pun lebih memadai. Hingga kualitas produk luar negeri dianggap lebih berkualitas daripada produk dalam negeri. Disisi lain, minat masyarakat akan produk luar negeri banyak dipengaruhi oleh trend dan budaya ikut-ikutan yang sedang berkembang. Media televisi dan internet memiliki peran penting dalam penyebaran informasi tentang produk yang menjadi trend masa kini dan telah menjelma menjadi cermin negatif bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat kita belum benar-benar cerdas memilih dan memilah produk. Sajian informasi dari televisi, media cetak ataupun internet hanya berupa iklan yang tidak mengedukasi. Informasi yang disampaikan sifatnya lebih komersial yang tujuannya hanya untuk meraup keuntungan produsen dan media saja. Sangat disayangkan, sebagian besar masyarakat kita mudah terpengaruh oleh iklan. Padahal, jika masyarakat kita sedikit mau berfikir cerdas dan membuka fikiran, produk dalam negeri tidak kalah mutu dan kualitasnya dengan produk luar negeri yang lebih branded. Misalnya saja fenomena remaja saat ini. Dikalangan remaja sekarang fashion luar seperti produk pakaian, asessoris, tas, sepatu, sedang digandrungi oleh mereka. Terutama produk yang berlabel Korea. Produk lokal kita tersingkir begitu saja. Padahal, negeri kita sendiri memiliki beraneka macam produk yang sejenis. Terutama produk dari kota Bandung. Sejak dulu, kota Bandung memang terkenal dengan dunia fashionnya. Banyak produk yang sudah dihasilkan dari kota tersebut. Namun pelan-pelan produk dari kota Bandung ini tersingkir oleh kegandrungan para remaja akan produk berlabel Korea. Kondisi semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pemerintah terkait ataupun media harus mampu menjadi jembatan informasi yang tepat guna untuk masyarakat luas sebagai konsumen. Pemerintah dan media harus bekerja sama agar masyarakat sebagai konsumen tidak terjebak dalam ketidaktahuan mereka. Informasi akan mutu dan kualitas produk lokal ataupun produk luar negeri harus tersampaikan secara benar dan merata diberbagai pelosok negeri ini. Dengan demikian, masyarakat mengetahui mutu dan kualitas produk-produk dalam negeri.

Persaingan dipasar bebas semakin ketat. Tekhnologi yang semakin maju turut berperan serta dalam ketatnya persaingan. Para produsen berlomba-lomba menggunakan kecanggihan tekhnologi untuk menang dalam persaingan. Ketidakmampuan kita dalam menggunakan tekhnologi akan semakin menyeret para produsen dalam negeri ke dalam kondisi yang tidak diinginkan. Yaitu kalah saing dengan produsen luar negeri. Salah satu cara agar tidak terseret dan tersingkir dari arus persaingan adalah mencerdaskan sumber daya manusia. Negeri ini sebenarnya kaya akan sumber daya manusia.  Basic dari mental bangsa ini sebenarnya sudah kokoh dan lebih kuat dibanding negara lain. Nenek moyang kita adalah pekerja keras dan tidak mau menyerah. Itu adalah modal dasar yang sudah dimiliki oleh bangsa ini. Namun, satu hal yang tidak bisa kita kesampingkan adalah perkembangan tekhnologi yang semakin canggih, yang menuntut kita untuk tidak hanya berperan sebagai pekerja keras dan tak mau menyerah. Kita harus berganti peran sebagai pekerja cerdas. Cerdas sebagai sumber daya manusia yang mampu menciptakan produk yang tidak kalah saing dengan produk luar. Kita harus belajar, mau berusaha, dan selalu menanamkan keinginan untuk maju agar tidak ketinggalan jaman. 


Permasalahan lain yang membuat produk kita kalah saing dengan produk luar adalah mengenai lemahnya regulasi dan kebijakan-kebijakan perekonomian. Dalam hal ini, pemerintah terkait memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Pemerintah harus mengkaji ulang kebijakan-kebijakan yang merugikan perekonomian negara sebagai bentuk usaha untuk memajukan industri perdagangan dalam negeri. Pemerintah harus benar-benar serius melakukan pembenahan baik dari segi regulasi maupun kebijakan perdagangan. Pemerintah juga harus bertindak tegas jika ditemukan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam industri perdagangan.  


Berbagai masalah yang berkaitan dengan persaingan produk dari dalam dan luar negeri memang sangat komplet. Kita harus menyadari bahwa sebagai negara yang padat penduduknya, Indonesia sangat memiliki potensi sebagai target pemasaran produk dari negara lain. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang baik benar-benar dituntut untuk menjadi konsumen cerdas. Cerdas dalam segala hal. Baik itu berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai konsumen, memilih dan memilah produk yang sesuai, dan cerdas mengenal produk yang layak atau tidak untuk dikonsumsi. Terutama produk lokal yang beredar di masyarakat. Banyak manfaat menjadi konsumen cerdas. Secara umum, menjadi konsumen cerdas adalah langkah awal mewujudkan masyarakat yang cinta tanah air, sebagai wujud partisipasi dalam meningkatkan pendapatan negara, dan juga sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam memajukan perekonomian negara Indonesia. Secara khusus, menjadi konsumen cerdas adalah langkah kecil mewujudkan masyarakat konsumtif yang sesuai dan tepat guna.  

http://ditjenpktn.kemendag.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar