Tradisi lama tak selayaknya dihilangkan. Perkembangan jaman
yang membawa perubahan baru juga tidak bisa begitu saja dapat diterima. Perkembangan
tekhnologi yang semakin canggih membuat semua hal menjadi instan. Serba ada,
serba cepat dan serba mahal. Berkaitan dengan mahal, mahal itu relatif jika dikaitkan
dengan pembelian barang. Namun mahal akan tetap bernilai mahal jika dikaitkan
dengan masalah kesehatan. Benar dikatakan bahwa sehat itu mahal harganya.
Karena sejak dulu hingga kini, biaya kesehatan tidak pernah murah, bahkan semakin
mahal. Sebagian masyarakat kelas menengah ke bawah tidak bisa menjangkau patokan
harga atau biaya berobat yang ditetapkan oleh rumah sakit atau dokter. Namun, dengan
mahalnya tarif berobat, tak selayaknya masyarakat pasrah, tidak peduli dengan
kesehatan atau membiarkan penyakit menggerogoti tubuh manusia. Karena satu
tradisi yang tidak akan dan tidak mungkin terlupakan mampu mengatasi
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu minum jamu tradisional. Jamu,
menjadi satu alternatif yang dapat dilakukan ketika kesehatan kita terganggu.
Bahkan dengan mengkonsumsi minuman jamu, masyarakat tak perlu pusing dengan
biaya. Karena bahan baku jamu mudah kita dapatkan disekeliling kita. Bahan baku
jamu dapat kita tanam sendiri dipekarangan. Dengan begitu, satu tindakan kecil
bernilai besar telah kita lakukan. Karena dengan memelihara dan menanam
tumbuhan tidak hanya menjadi alternatif pengobatan, namun juga akan mengurangi
dampak dari pemanasan global yang sedang melanda dunia.
Kita sendiri telah banyak mengetahui bahwa negeri ini adalah
negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, termasuk didalamnya kekayaan akan
aneka jenis tumbuh-tumbuhan. Di Indonesia, tercatat ada ribuan jenis tanaman
yang bisa digunakan sebagai obat. Dari jumlah tersebut, sudah ada sekitar 233
jenis bahan baku obat tradisional yang sudah digunakan dan telah dibuktikan secara
ilmiah. Hal tersebut telah menunjukkan bahwa sebenarnya potensi memanfaatkan
obat tradisional di Indonesia sangat besar. Namun, kesadaran masyarakat dalam
pemanfaatannya masih rendah. Padahal, ada banyak manfaat dari tanaman obat
keluarga. Diantaranya untuk mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan derajat
kesehatan, dan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Dulu, tanaman obat keluarga (toga) atau obat tradisional
begitu dipercaya para orang tua untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Bahkan, secara turun temurun, fungsi dari masing-masing obat tradisional tersebut
diwariskan. Dengan informasi turun temurun, akan jauh lebih baik daripada
sekarang. Informasi yang didapat masih diterima secara utuh. Ditambah lagi
dengan pemanfaatannya secara turun temurun. Hasil nyata dari konsumsi obat
tradisional itu sendiri terlihat dari kesehatan para orang tua terdahulu. Keluh
kesah dari gangguan kesehatan hanya tergolong sakit ringan yang mudah
disembuhkan. Bukan sakit berat serupa kanker atau tomur ganas yang akhir-ahir ini
sering menjadi penyebab kematian seseorang.
Khasiat dari jamu sudah terbukti sejak dulu. Jamu, sebagai obat
tradisional memiliki sifat senyawa yang mudah diolah oleh tubuh dan relatif
tidak berefek samping. Hal ini dapat menjadi satu alasan perlu dikembangkannya
obat tradisional. Pemanfaatan jamu perlu disosialisasikan kepada masyarakat
luas sebagai alternatif pengobatan yang aman untuk dikonsumsi. Komposisi dan
aturan pakai ketika mengkonsumsi jamu juga harus diketahui secara jelas.
Meskipun bahan baku jamu bersifat alamiah, tidak menutup kemungkinan adanya
perbedaan takaran jamu yang harus dikonsumsi oleh tubuh manusia.
Menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai penerus bangsa untuk
menjaga dan melestarikan aset berharga warisan leluhur. Kesuburan tanah bumi
pertiwi yang cocok untuk menanam segala macam tumbuhan dan tanaman, selayaknya
dimanfaatkan secara maximal. Sangat disayangkan jika kesuburan tanah negeri ini
tidak digunakan sebagai sarana pelestarian budaya dan lingkungan. Karena pada
akhirnya, kita yang akan merasakan manfaatnya. Tubuh menjadi sehat, tentu jiwa
kita akan sehat. Begitu juga manfaat dimasa depan. Pelestarian budaya
pemanfaatan jamu akan dirasakan juga oleh anak cucu kita sendiri nanti
dikemudian hari. Dan tidak menutup kemungkinan pula, jamu akan diakui oleh
dunia sebagai warisan budaya dunia.
<a href="http://biofarmaka.ipb.ac.id?
/"><img src="http://biofarmaka.ipb.ac.id
/biofarmaka
/2013/Logo%20Pusat%20Studi%Biofarmaka.pn
g" alt="Dies Natalis PSB 2013"
width="200" height="175" border="0" /></a>
http://biofarmaka.ipb.ac.id
• http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013,